Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Kamis, 06 Januari 2011

Dinar dan Dirham


Harga Emas/Dinar 

2010 baru saja berlalu dan kini kita melangkah ke 2011. Bagi yang mempersepsikan emas atau Dinar sebagai investasi, 2010 adalah tahun yang menggembirakan karena emas atau Dinar mengalami appresiasi nilai sekitar 23 % dalam Rupiah atau sekitar 3.5 kali hasil deposito atau tabungan. Akhir tahun 2009 lalu harga Dinar ditutup di angka Rp 1,444,040 sedangkan akhir tahun 2010 Dinar ditutup pada harga Rp 1,777,760,-. Dalam US$ kenaikan ini lebih menyolok lagi karena harga emas Dunia akhir 2009 adalah US$ 1,087.50 sedangkan akhir 2010 harga emas ini ditutup pada angka US$ 1,421.60 atau mengalami peningkatan sekitar 30%.
Diantara penyebab kenaikan harga emas dunia tersebut yang bersifat sangat fundamental adalah apa yang dilakukan oleh bank central-nya Amerika atau the Fed, dengan perilaku kontroversialnya dalam mencetak uang dari awang-awang atau yang disebut quantitative easing. Kenaikan harga emas 2010 masih terkait langsung dengan dampak quantitative easing 1 yang dilakukan Amerika sejak November 2008. Saat itu mereka mulai ‘mencetak uang’ US$ 600 milyar untuk membeli apa yang disebut Mortgage-Backed Securities (MBS) dan berbagai bentuk surat hutang lainnya, namun karena kompleksitas problem negeri itu angka ini menggelembung sampai US$ 2.1 trilyun pertengahan tahun 2010.
Angka yang US$ 2.1 trilyun tersebut seharusnya menurun bila ekonomi negeri itu berhasil dipulihkan, namun kenyataannya kemudian di bulan November 2010 the Fed-nya negeri itu mengumumkan lagi akan dilakukannya quantitative easing 2 yang akan diimplementasikan hingga pertengahan 2011. Belajar dari quantitative easing 1 yang dampaknya terhadap kenaikan harga emas berlanjut sampai 2 tahun kemudian, maka dampak dari implementasi quantitative easing 2 juga sangat mungkin akan mendongkrak harga emas di tahun 2011 atau bahkan sampai 2012 nanti.
Jadi penyebab utama yang menjadikan harga emas melonjak sampai 30% dalam US$ tahun 2010, juga masih ada disana di tahun 2011. Apakah dampaknya akan sekuat quantitative easing 1 ?, waktu nanti yang akan menjawabnya. Namun ketika quantitative easing 1 diputuskan November 2008, tahun berikutnya (2009) harga emas dalam US$ naik 25%, dan tahun berikutnya lagi (2010) naik hingga 30%. Itulah sebabnya ketika saya membuat Estimasi Konservatif Harga Emas/Dinar 2011 dengan menggunakan statitstik 10 tahun dan 40 tahun, saya beri catatan khusus bahwa estimasi tersebut tidak memasukkan dampak dari quantitative easing 2 tersebut diatas.
Jadi kalau di estimasi konservatif harga emas di akhir tahun 2011 ini saya prediksikan di kisaran US$ 1,500/Oz s/d US$ 1,600,-/Oz, maka estimasi optimis-nya bila kita belajar dari dampak quantitative easing 1, harga emas bisa saja mencapai US$ 1,780/Oz di tahun 2011 dan US$ 2,300/Oz di tahun 2012.
Lantas bagaimana dengan harga emas atau Dinar dalam Rupiah ?. Kenaikan harga emas atau Dinar dalam Rupiah tahun 2010 yang tidak setinggi kenaikanya dalam US$ adalah karena factor penguatan Rupiah terhadap US$. Bila kurs rata-rata bulanan Desember 2009 adalah Rp 9,454/US$ , Desember 2010 ini rata-ratanya adalah Rp 9,024/US$ atau mengalami penguatan 4.5%.
Penguatan yang sama tidak bisa kita harapkan untuk tahun 2011 ini karena akan menurunkan daya saing ekspor kita, sebaliknya kecenderungan melemah ke kisaran angka tahun sebelumnya (2009) atau di angka Rp 9,400-an lebih memungkinkan bila negeri ini ingin terus menjaga surplus di neraca perdagangannya.
Maka bila faktor quantitative easing 2 dan sedikit pelemahan Rupiah ini yang kita gabungkan untuk membuat estimasi optimis harga emas atau Dinar dalam Rupiah, harga emas dalam Rupiah akan mencapai kisaran Rp 540,000/gram di tahun 2011 dan Rp 700,000/gram di tahun 2012. Dengan asumsi yang sama maka Dinar akan berada di kisaran Rp 2,300,000,- tahun 2011 dan Rp 3,000,000 tahun 2012.
Sebagaimana yang sering saya ungkapkan di situs ini, tidak ada seorang-pun yang bisa tahu apa yang akan terjadi. Jadi estimasi saya baik yang konservatif maupun yang optimistis bisa saja keduanya salah. Wa Allahu A’lam.

Menambal Ember Bocor : Cara Mengalahkan Inflasi... 

Dalam tulisan kemarin saya menjelaskan bahwa inflasi itu seperti ember bocor untuk mengangkut air, seberapa keras-pun kita bekerja – hasilnya tidak akan optimal karena tabungan kita terus tergerus oleh inflasi. Bila Anda punya uang banyak dan ditaruh di Deposito, hasil bersihnya setelah pajak hari-hari ini akan berada di kisaran 5 % per tahun. Bila di tabungan biasa, hasil bersihnya akan lebih rendah lagi yaitu di kisaran 3 % per tahun. Apalah artinya hasil yang 5% atau bahkan 3 % ini bila dibandingkan dengan inflasi rata-rata year on year (yoy) delapan tahun terakhir sejak Januari 2003 berada di kisaran 8% per tahun?.

Mau ditaruh di deposito dalam mata uang asing seperti US$ ?, lebih buruk lagi hasilnya. Hari-hari ini deposito US$ hanya akan memberikan hasil di kisaran 0.30% per tahun sementara tingkat inflasi rata-rata US$ adalah di kisaran 4% per tahun. Walhasil dimanapun uang Anda ditaruh, asal masih berupa uang kertas – akan tetap tergerus oleh inflasi – Anda tetap membawa air dalam ember yang bocor !.
Lantas apa yang Anda bisa lakukan, agar jerih payah Anda tetap bernilai ketika kelak dibutuhkan untuk biaya sekolah anak-anak, membayar biaya kesehatan di hari tua, agar di usia pensiun Anda tetap perkasa dari sisi financial ?.
Pertama ember yang bocor tersebut harus ditambal dahulu !, dengan apa ?, yang jelas sudah terbukti mudah dikelola dan available adalah mengamankan hasil jerih payah Anda secukupnya (agar tidak menimbun) dalam bentuk emas atau Dinar. Perhatikan grafik dibawah yang menggambarkan perbandingan appresiasi harga emas (yoy) dengan inflasi (yoy) selama 8 tahun terakhir sejak Januari 2003. Data Inflasi saya ambilkan dari datanya Bank Indonesia, harga emas saya ambilkan dari datanya Kitco, sedangkan konversinya ke Rupiah saya gunakan data dari Pacific Exchange Rate Services.

Inflasi Itu Seperti Ember Bocor...

Semasa kecil di kampung, saya biasa mengisi kulah (bak tempat penampungan air) dengan cara menimba air dari sumur. Alat timba di jaman itu berupa bambu panjang yang diujungnya diikatkan ember dari seng. Karena usia ember seng yang tua dimakan karat – maka emberpun tidak lagi utuh – jadi ada kebocoran disana-sini. Setiap kali ember saya masukkan ke-kedalaman sumur dan terisi air penuh, segera saya tarik keatas ember tersebut – dan menuangkan airnya secepat mungkin ke kulah. Bila mengangkat embernya kurang cepat, maka air akan habis di perjalanan dari dasar sumur ke permukaan kulah karena kebocoran tersebut. Tentu bekerja semacam ini sangat melelahkan dan tidak efisien karena begitu banyak air yang tidak sampai ke kulah.
Tanpa kita sadari, sesungguhnya rata-rata kita juga bekerja seperti menimba air dengan ember bocor tersebut. Begitu keras kita bekerja, sebagian hasilnya kita tabung untuk hari tua, untuk membayar dana pensiun, membayar asuransi pendidikan, kesehatan dlsb. tetapi ternyata begitu banyak pula yang terbuang karena inflasi.
Ironinya yang menguras ‘kulah’ tabungan hari tua kita ini bukan hanya inflasi yang terjadi terhadap Rupiah, tetapi juga inflasi mata uang negara lain yang seharusnya tidak ada hubungannya dengan kerja keras kita – yaitu US$. Karena pengalaman buruk dengan Rupiah tahun 1997/1998, sebagian orang yang punya uang mengalihkan simpanannya dalam US$ - bentuknya bisa berupa tabungan, deposito, asuransi dlsb.
Tanpa disadari ternyata yang lari ke US$ tersebut seperti terhindar dari mulut harimau masuk mulut buaya – karena pada tahun-tahun belakangan inflasi US$ ternyata lebih buruk dibandingkan dengan inflasi Rupiah. Lebih buruknya inflasi US$ dibandingkan Rupiah ini hanya akan disadari mana kala keduanya di ‘timbang’ dengan timbangan yang baku yaitu emas atau Dinar. Kalau Anda lihat situsnya www.kitco.com Anda akan melihat kenaikan harga emas dunia dalam US$ setahun terakhir telah mendekati 23 %.
Bagi Anda yang sama sekali tidak menggunakan US$ - mungkin Anda berpikir bahwa Anda terbebas dari inflasi US$ ini ?. Ternyata tidak juga, karena sebagai bangsa – salah satu kekuatan ekonomi negeri ini terletak pada cadangan devisa-nya. Masalahnya adalah ‘kulah’ yang berupa cadangan devisa negeri ini dicatatnya juga dalam bentuk US$.
Maka mari kita lihat apa yang terjadi dengan ‘kulah’ cadangan devisa kita ini selama dua tahun terakhir. Negeri ini telah bekerja keras memproduksi barang dan jasa yang sebagiannya untuk ekspor, hasilnya ditampung dalam suatu tempat dan dihitung dengan US$. Di atas kertas isi ‘kulah’ kita ini memang terus bertambah, bila dua tahun lalu isinya dikisaran US$ 51 Milyar – kini isinya mendekati US$ 93 milyar. Kita bangga karena berhasil meningkatkan cadangan devisa sekitar 62 % selama dua tahun terakhir - lihat garis hijau pada grafik dibawah.

The Day the Dollar Died...

Lebih dari dua tahun lalu, saya mengutip ‘draft pidato’ Presiden AS pada malam pembubaran US$ yang dipersiapkan oleh Gold Anti Trust Action Committee (GATA). Senada dengan ini bulan lalu National Inflation Association (NIA) – lembaga sosial yang misinya menyiapkan warga negara Amerika dalam menghadapi hyperinflasi di negeri itu – me-release sebuah clip film fiksi yang menakjubkan tentang detik-detik kematian US Dollar. Meskipun ini adalah sebuah fiksi, namun karena dibangun dengan logika ekonomi yang memang sudah berjalan selama ini – maka bisa saja hal ini benar-benar terjadi dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Bagi yang akses internetnya cukup baik, Anda bisa langsung nonton clip film dengan judul The Day the Dollar Died tersebut dengan click disini. Menurut cerita si penulis scenario clip film tersebut, US Dollar akan mati dalam 12 jam mengikuti sequence yang sangat masuk akal berikut :
1) Quantitative Easing 4
Kita tahu bahwa sampai saat ini the Fed-nya Amerika sudah sampai melakukan Quantitative Easing 2 (QE 2). Karena mereka merasa tindakan penyelamatan ekonomi dengan mencetak uang dari awang-awang ini adalah tindakan yang benar, maka sangat mungkin mereka akan melakukan QE 3, QE 4 atau bahkan QE-QE berikutnya.
2) Response China
Sebagai negara yang memegang asset berupa surat hutang dalam US$ yang terbesar, cepat atau lambat toleransi China pasti akan ada batasnya juga – bahwa pada suatu titik mereka tidak akan bisa menerima lagi penurunan nilai asset yang terus menerus terjadi bersamaan dengan serangkaian QE yang dilakukan oleh pihak Amerika. Batas titik toleransi ini diperkirakan hanya akan sampai QE 4, artinya dua kali lagi Amerika melakukan QE – China sudah tidak akan mempercayainya lagi dan China akan berhenti membeli surat-hutang dari Paman Sam tersebut.
3) Response Wall Street dan Main Street
Ketidak percayaan China terhadap Dollar dan ekonomi Amerika akan memicu jatuhnya saham di Wall Street yang merupakan icon ekonomi Amerika. Kejatuhan Wall Street akan membuat panik masyarakat awam yang mulai menyadari bahwa ekonomi negeri itu sedang runtuh – dan mereka akan menyerbu toko-toko dan supermarket untuk memborong barang-barang kebutuhan – baik yang benar-benar perlu maupun yang kurang perlu sekalipun. Ini akan mirip kejadian seperti di Indonesia di awal krisis 1997 dimana masyarakat berebut membeli susu, mie instant , minyak goreng dlsb. karena kawatir barang-barang kebutuhan pokok tersebut akan menghilang dari pasar.
4) Goal Bunuh Diri the Fed
Kepanikan pasar dan masyarakat akan di response dengan senjata (satu-satunya ?) yang dimiliki the Fed selama ini – yaitu memberikan stimulus ekonomi (lagi) berupa uang baru dari awang-awang yang sangat besar jumlahnya. Hal ini akan membuat kepanikan lebih jauh karena seluruh dunia menjadi tidak lagi percaya pada US$ yang dengan begitu mudah-nya dicetak atau digelembungkan jumlahnya.
5) OPEC Yang Mengakhiri US$
Setelah semua pihak, baik di dalam maupun diluar negeri tidak ada lagi yang bisa mempercayai US$ - tidak ada lagi yang mau menggunakan US$ ; maka kini giliran Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) – yang merupakan salah satu pengguna US$ terbesar dan yang selama ini sangat loyal – pun akhirnya akan mengakhiri penggunaan US Dollar dalam perdagangan minyaknya. Penghentian penggunaan US$ oleh OPEC ini ibarat pencabutan selang bantuan nafas – bagi pasien US$ yang lagi sekarat – maka berakhirlah usia US$ setelah pencabutan ini.
Menurut NIA, rangkaian peristiwa matinya US$ tersebut akan berlangsung dengan sangat cepat selama 12 jam saja – pada hari ke 19 di bulan Desember 2012. Percayakah Anda dengan fiksi ilmiah ini ?, tidak juga perlu terlalu dipercayai sepenuhnya. Namun bahwa karena peristiwa-peristiwa yang digambarkan dalam sequence tersebut sangat mungkin terjadi – adalah benar adanya. Oleh karenanyalah kita juga tidak perlu terlalu mengandalkan US$ baik untuk kebutuhan kita pribadi, maupun untuk menyimpan asset negeri ini. Wa Allahu A’lam.

6 komentar:

  1. Ass Wr.wb

    wah ternyata di Sda ada juga to...
    kapan ku pengen maen ksana mas...
    salam kenal
    Wass Wr.Wb

    BalasHapus
  2. Assalamu'alaikum WrWb,

    Selamat untuk dibukanya Blog untuk Gerai Dinar Sidoarjo, semoga dinar dan dirham ini makin dikenal masyarakat luas. Amin

    Wassalam

    BalasHapus
  3. M. Haryo Purnomo12 Jan 2011, 06.48.00

    Barakallah ... Alhamdulillah atas beroperasinya Gerai Dinar Sidoarjo. Semoga Allah senantiasa memberikan bimbingan dan petunjuk dalam penyebar luasan Dinar ke kalangan ummat. Jazakallah ..

    BalasHapus
  4. selamat2...
    ada yang minat buka gerai di kediri ga ya?
    hhee..

    BalasHapus
  5. Insya Allah, jika ada yang berminat membuka gerai dinar dan mau mensosialisasikannya kita akan membantu. Silakan untuk hubungi alamat Gerai Dinar Sidoarjo tersebut.

    Wass
    GD Sidoarjo

    BalasHapus
  6. kalo di mataram (lombok) sudah ada gk ya gerainya?
    saya mau pesan dinar 2, tp saya bertempat tinggal di sumbawa, apakah pemesanan dapat dikirim ke alamat saya?

    BalasHapus

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal