Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Minggu, 11 Maret 2012

Ember Yang Kotor Dan Bocor Pula…

Oleh Muhaimin Iqbal

Seorang pemuda saleh yang gelisah dengan lingkungan tempat kerjanya yang korup, lingkungan masyarakatnya yang tidak peduli dan kepemimpinan negerinya yang tidak berdaya – memutuskan untuk ber-uzlah ke gunung dan menggembala kambing. Di puncak gunung ternyata sudah ada orang tua saleh yang jauh lebih dahulu tinggal di sana. Ketika si pemuda menyatakan niatnya untuk berguru pada orang tua ini – dia tidak langsung meng-iyakannya, dia mengambil ember tua yang kotor dan bocor pula, kemudian dia berkata : “Tolong ambilkan saya air dari sungai dibawah sana !”.


Karena keseriusannya ingin berguru, maka pemuda ini menuruni lembah untuk mengambil air. Setelah ember terisi penuh, dia buru-buru naik lagi untuk mengantarkan airnya ke sang guru. Tetapi karena ember tersebut bocor, maka tidak ada setetespun air yang tersisa ketika dia sampai di pedepokan sang guru.

Maka pemuda ini mengeluh “maaf guru, air yang saya ambilkan untuk tuan habis di jalan karena ember yang guru berikan bocor”. Sang guru-pun menjawab : “saya tahu itu ember bocor, kamu hanya kurang cepat berlari saja sehingga air habis dijalan, sekarang ambilkan lagi dan berlari lebih kencang”.

Pemuda inipun bersemangat turun ke lembah lagi dan mengisi embernya sampai penuh , kemudian sekuat tenaga dia berlari dengan cepat ke puncak gunung untuk membawakan air yang diminta sang guru. Tetapi hal yang sama terjadi, tidak setetes-pun air tersisa.

Setiap kali dia tidak berhasil membawa air buat sang guru, setiap kali pula sang guru menasihatinya untuk berlari lebih cepat. Tetapi setelah sekian kali bolak-balik dari sungai di lembah ke puncak gunung tanpa berhasil membawa air setetes-pun, pemuda inipun mulai menyerah.

Kepada gurunya dia berkata : “Mohon maaf guru, saya sudah berlari sekuat tenaga – tetapi kebocoran ember guru mengalahkan saya, sehingga saya tidak berhasil membawakan guru setetes airpun”. Sambil tersenyum sang guru berkata : “Sekarang perhatikanlah ember yang engkau pegang, lihat perbedaannya dengan waktu pertama kali saya berikan”.

Pemuda ini-pun memperhatikan embernya dengan seksama, dari luar dan dari dalam. Di dapati ember tersebut sekarang menjadi kinclong bersih luar dalam. Maka sang guru-pun menjelaskan : “Dengan engkau berlari bolak-balik membawa air dari sungai di lembah tadi, sesungguhnya engkau sedang bekerja membersihkan ember ini”. Dia melanjutkan “air memang belum engkau dapatkan, tetapi ember itu kini menjadi bersih – dan kini tinggal menambalnya saja”.

Setelah ember yang bersih tersebut ditambal dengan getah dan ranting pohon di gunung, maka pemuda inipun dengan mudah dapat memberikan air bersih untuk sang guru.

Itulah gambaran pekerjaan kita, kadang kita terlalu fokus mengejar hasil tetapi tidak memperhatikan prasyarat yang dibutuhkannya. Padahal ketika prasyarat ini tidak terpenuhi, hasil juga tidak akan tercapai. Itu pula-lah gambaran mayoritas pekerja saat ini, mereka bekerja keras dengan ember bocor (karena tergerus inflasi) dan kotor pula – tercampur debu-debu riba dan sejenisnya.

Mengapa sang guru tidak memberitahu ke pemuda agar ember ditambal dahulu sebelum mulai mengambil air dari awal ?. Karena saat itu ember masih kotor, kalau toh berhasil untuk mengambil air – dia hanya akan memperoleh air yang kotor.

Jadi kalau kerja keras kita selama ini belum memberikan hasil yang kita harapkan, kita tidak perlu bersedih atau bahkan ber-putus asa. Bisa jadi kita masih dalam tahap diminta membersihkan ember tadi, Allah insyaAllah akan memberikan ‘air bersih’ hasilnya bila ember kita juga sudah bersih.

Kalau Allah memberikan ‘air’-Nya ketika ember kita masih kotor tercampur riba, dana korupsi dlsb. maka sebanyak apapun ‘air’ dalam ember tersebut tidak akan memberi manfaat bila kita minum; malah bisa menjadi sumber penyakit. Sebaliknya ketika ‘ember’ kita sudah bersih – apalagi sudah ditambal dari berbagai kebocoran, maka air yang kita bawa-pun akan tetap bersih dan penuh barokah.

Maka jangan berputus asa bila sementara Anda masih harus berlari membersihkan ember yang kotor dan bocor itu, setelah bersih Anda bisa menambal dan dapat membawa air bersih pada waktunya. InsyaAllah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal