Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Rabu, 31 Juli 2013


Menghidupkan Bumi Yang Mati…

Sekitar 3 bulan lalu saya menulis tentang Peluang Pangan Dari Yang Merambat dimana saya memperkenalkan salah satu tanaman leguminoceae yaitu Koro Pedang atau Canavalia ensiformis. Dalam Al-Qur’an tanaman ini masuk jenis ‘biji-bijian yang dimakan’ atau habba. Jenis inilah salah satunya yang Allah tunjukkan kepada kita untuk menghidupkan bumi yang mati, dan kini bukti kebenarannya sudah bisa kita saksikan di Jonggol.
 
PetunjukNya tersebut terdapat pada ayat berikut : “Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan daripadanya biji-bijian, maka daripadanya mereka makan.” (QS 36:33)
 
Sejak mentadaburi ayat tersebut kami mencari tanaman apa yang sekiranya masuk kategori ‘biji-bijian yang dimakan’ tersebut. Ternyata jumlahnya amat sangat banyak, dan Koro Pedang hanya salah satunya saja.
 
Kami pilih Koro Pedang ini karena kemiripan kandungan proteinnya dengan kedelai, sehingga kelak insyaAllah bisa menggantikan kedelai yang akan semakin mahal karena sebagian besarnya harus diimpor dan kita kalah berebut dengan China – yang juga membutuhkannya dalam jumlah yang jauh lebih banyak.
 
Koro Pedang Yang Tidak Merambat
Maka setelah memperoleh benihnya, sejak tiga bulan lalu kami coba tanam Koro Pedang ini di bagian tanah yang paling gersang di dekat masjid kami di Jonggol. Hasilnya dapat dilihat pada foto di samping, tanah yang semula gersang tersebut kini menjadi hijau royo-royo. Tidak membutuhkan pupuk apapun, cukup benih Koro Pedang ini ditabur ditanah yang semula gersang tersebut – setelah sekali dua kali tersiram hujan dia akan tumbuh subur.
 
Perhatikan pula polong-nya yang panjang, lebih dari sejengkal orang dewasa ketika tanaman berusia tiga bulan dan bisa sampai dua jengkal ketika dipanen sekitar tiga bulan lagi insyaAllah. Kombinasi polong yang panjang dan banyak ini akan memberikan hasil yang tinggi di setiap batang Koro Pedang.
 
Koro Pedang Yang Merambat
Koro Pedang juga sekaligus menjadi tanaman yang cerdas yang membuktikan kebenaran ayatNya yang lain yaitu : “ Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang merambat dan tidak merambat…” (QS 6 :141). Dengan biji yang sama dia bisa tumbuh merambat seperti pada foto di samping, tetapi bila didekatnya tidak ada lanjaran – dia akan tumbuh dengan membesarkan batang pohonnya dan menjadi semak seperti pada foto pertama di atas.
 
Yang menjadi pelajaran dari salah satu ayat yang kami tadaburi di I’tikaf kali ini adalah bahwa bila dengan satu saja ayat yang diamalkan secara sungguh-sungguh, bumi yang matipun kembali subur. Bagaimana bila lebih dari 6,000 ayat-ayat lainnya juga diamalkan satu per satu, maka insyaAllah seluruh urusan kehidupan dan permasalahan di bumi ini akan bisa diselesaikan. Maha benar Al-Qur’an sebagai petunjuk dan penjelasannya itu (QS 2:185) dan maha benar pula Al-Qur’an sebagai jawaban atas segala hal (QS 16:89).
 
Bila satu butir saja biji Koro Pedang menghasilkan ratusan biji baru yang siap ditanam lagi dalam tempo sekitar 6 bulan, maka tidak ada alasan bagi kita untuk membiarkan ada tanah-tanah yang tetap gersang atau mati setelah datangnya petunjuk yang begitu nyata ini. InsyaAllah.
 

                        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal