Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Kamis, 30 Juli 2015

Model - Model Kebaikan

Model-Model Kebaikan

Oleh : Muhaimin Iqbal


Dalam sejumlah ayat ketika Allah bercerita tentang berbagai kebaikan, Allah menggunakan model atau di Al-Qur’an disebut sebagai perumpamaan-perumpamaan. Yang mungkin luput dari perhatian kita selama ini adalah perumpamaan-perumpamaan yang digunakan Allah tersebut, apa yang banyak dipakai ? Yang sangat banyak dipakai ternyata adalah berbagai jenis tanaman. Pasti ada hikmah yang besar di belakang perumpamaan-perumpamaan ini bila kita bisa mengambil pelajarannya.

Ketika Allah bercerita tentang hasil atau balasan bagi orang yang berinfaq di jalan Allah, diumpamakanNya seperti satu butir biji yang tumbuh menjadi tujuh bulir dan masing-masing bulir memberikan hasil seratus biji (QS 2:261). Ayat ini minimal memberi dua pelajaran sekaligus, pertama adalah tentang infaq di jalan Allah dan yang kedua tentang standar hasil pertanian ideal.

Masih di surat yang sama Allah bercerita tentang  orang-orang yang beramal hanya karena mencari ridlaNya dan untuk keteguhan jiwanya, diumpamakanNya sebagai kebun yang berada di dataran tinggi. Bila hujan lebat turun maka hasilnya dua kali lipat, bila hanya ada hujan gerimis-pun sudah memadai (QS 2:265). Minimal dua pelajaran pula bisa kita petik yaitu tentang amal yang ikhlas dan petunjuk tentang dimana tempat bertani yang baik.

Surga yang dijanjikan oleh Allah bagi orang yang bertakwa-pun diumpamakannya sebagai taman yang didalamnya mengalir sungai, buah-buahannya tidak berhenti berbuah demikian pula naungannya (QS 13:35). Apa pelajarannya ? selain mendorong orang untuk bertakwa, juga mengisyaratkan adanya buah-buahan ideal yang tidak berhenti berbuah. Diantaranya pohon pisang yang disebutkan di Al-Quran ada di surga ( QS 56:29), juga diberikan olehNya ke kita selagi kita di dunia – dan betul pohon pisang ini adalah pohon yang tidak berhenti berbuah -  potensi besar sekali yang masih belum menjadi perhatian kita.

Yang sangat menarik juga ketika Allah menjelaskan tentang kalimatan thayyibah – kalimat yang baik – yang oleh Ibnu Katsir dijelaskan ini adalah kalimat sahadat. Ternyata kalimatan thoyyibah ini juga diumpamakanNya sebagai pohon yang akarnya kuat, cabangnya menggapai langit dan buahnya terus memberikan buahnya setiap waktu (QS 14:24-25).

Perumpamaan kalaimatan thoyyibah tersebut memberi banyak sekali pelajaran, selain dari kalimatnya sendiri yang menjadi pintu masuk keislaman kita, pelajaran pertanian tentang pohon-pohon yang baik, juga menjadi pelajaran karakter tentang berbagai hal kebaikan lainnya. InsyaAllah pada wakunya akan saya tulis detil misalnya tentang bagaimana merancang produk  berdasarkan karakter dari kalimatan thayyibah tersebut.

Yang juga sangat menarik berikutnya adalah ketika Allah menggambarkan cahayaNya sendiri, cahaya di atas cahaya. Apa yang digunakanNya sebagai perumpamaan ? lagi-lagi terkait dengan tanaman. Yaitu seperti pelita yang dinyalakan dari minyak yang dihasilkan oleh pohon yang diberkahi yaitu zaitun (Qs 24:35).

Selain disebutkan secara eksplisit bahwa zaitun ini adalah pohon yang diberkahi, cahaya dari api yang dihasilkannya sampai digunakan sebagai perumpamaan bagi cahaya Allah – yaitu cahaya di atas cahaya. Pasti tersimpan sesuatu yang sangat besar dari pohon yang diberkahi ini, pohon penghasil energi bagi manusia (untuk dimakan) – juga energi dalam arti api untuk penerangan maupun energi lainnya. Tidakkah kita tertarik untuk mulai menekuni pohon yang satu ini dan men-zaitun-kan negeri ini rame-rame agar keberkahan menebar ke seantero negeri ?

Kemudian ketika Allah menggambarkan umat terbaik (QS 3:110) yaitu umat Muhammad, lagi-lagi Allah menggunakan perumpamaannya seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas tersebut menjadi batang yang kuat dan terus membesar – tanaman yang menyenangkan bagi penanamnya (QS 48:29).

Perumpamaan ini selain memberikan semacam standar kwalitas umat yang seharusnya, juga menyimpan pelajaran tentang bercocok tanam yang baik tahap demi tahap. Mulai dari pemilihan biji yang baik, perkembangan tunas dan pembesaran batang – sampai kepada keindahan hasilnya.

Bahkan ketika Allah hendak menjelaskan tentang proses menghidupkan yang mati – agar kita meng-imani adanya kehidupan berikutnya setelah kehidupan yang ini - bersamaan dengan pelajaran keimanan ini - Allah juga selipkan pelajaran pertanian yang sangat komplit dari mulai bumi yang mati,  jenis-jenis tanaman yang seharusnya ditanam sampai pada urut-urutan penanaman.

Rangkaian ayat-ayat yang senada dengan surat Yaasiin 33-35 yang sudah banyak saya bahas sebelumnya, ada di rangkain ayat-ayat dari Surat Qaaf ayat 9-11 berikut :

Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam, dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun, untuk menjadi rezeki bagi hamba-hamba (Kami), dan Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati (kering). Seperti itulah terjadinya kebangkitan.”

Perhatikan konsistensi ayat-ayat di surat Qaaf tersebut dengan yang ada di surat Yaasiin. Jenis tanaman yang digunakan untuk menghidupkan bumi yang mati, sampai urut-urtannya sama – yaitu dari biji-bijian kemudian kurma.

Bila saja para petani dan para pengambil keputusan di bidang pertanian negeri ini belajar dari ayat-ayat tersebut kemudian juga mengamalkannya, maka insyaAllah negeri ini tidak akan kekurangan pangan, tidak akan kehilangan kesuburan, kesejukan dan keindahannya.

Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana kita bisa serius mentadaburi ayat-ayat tersebut untuk meningkatkan keimanan kita tetapi pada saat yang bersamaan juga mengamalkannya untuk tugas manusia memakmurkan bumi ? tidak ada jalan lain kecuali kita harus mau ber-exercise, bukan hanya dalam meningkatkan pemahaman semata, tetapi juga ketrampilan dalam mengamalkannya.

Untuk yang terakhir inilah Madrasah Al-Filaha hadir, agar kita bisa terus meningkatkan keimanan kita sambil berbuat konkrit memakmurkan bumiNya. InsyaAllah kelas perdana (angkatan ke II setelah Agroforestry Apprenticeship Program) akan dimulai hari Sabtu 08 Agustus 2015 di lokasi Madrasah yang juga sekaligus tempat praktek Jonggol Farm – Jonggol – Bogor.

Bagi yang sudah terdaftar sebagai peserta untuk program tiga bulan ini, hari-hari ini Anda akan terima email dari team kami untuk briefing detilnya. Bila belum silahkan menghubungi kami.

Untuk masyarakat luas yang sekedar ingin tahu apa yang kami pelajari di Madrasah Al-Filaha ini , silahkan bila Anda ingin bergabung pada acara pembukaannya pada tanggal tersebut di atas jam 09:00.

Sebagaimana tanaman-tanamannya yang dijadikan model atau perumpamaan untuk berbagai kebaikan, belajar untuk menanam dengan mengikuti petunjuk-petunjukNya ini mudah-mudahan juga menjadi awal dari sejumlah kebaikan kita bersama. InsyaAllah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal