Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Sabtu, 01 Agustus 2015

Wanita Produktif

Wanita Produktif

Oleh : Muhaimin Iqbal


Sebelum Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam wafat, istri-istri beliau bertanya siapa yang akan lebih dahulu menyusul beliau. Beliau menjawab : “Dia yang paling panjang tangannya”, mereka kemudian  saling mengukur tangannya dengan kayu. Ternyata yang menyusul beliau paling dahulu adalah Zainab binti Jahsy – padahal bukan dia ini yang secara fisik paling panjang tangannya. Para istri nabi-pun kemudian menyadari bahwa yang dimaksud nabi adalah yang paling banyak sedekahnya. Kok bisa di antara istri-istri yang diberi nafkah secara adil oleh nabi, salah satunya bisa bersedekah jauh lebih banyak ? inilah cerita tentang wanita produktif yang layak dan bisa ditiru wanita-wanita jaman ini sekalipun.

Bahwasanya diantara istri nabi-pun ada yang bekerja keras – bukan untuk hidup berwewah-mewah – tetapi untuk bisa banyak-banyak bersedekah, inilah yang bisa ditiru banyak wanita sekarang. Apa sebenarnya pekerjaan Zainab hingga dia bisa menjadi istri yang ‘paling panjang – tangannya’ tersebut ?

Saya baru menyadari tingginya penghasilan Zainab sehingga bisa banyak-banyak sedekah setelah beberapa pekan ini berusaha kembali menghadirkan Qirbah ketengah umat. Lantas apa hubungannya ? dalam sejumlah riwayat diceritakan pekerjaan Zainab salah satunya terkait dengan kerajinan kulit, dia bisa menyamak kulit dan membuat/menjahit baju atau peralatan dari kulit.


Prinsip dasar hubungan antara pekerjaan dan penghasilan adalah – bila pekerjaan Anda menghasilkan karya bernilai tinggi – maka umumnya pekerjaan tersebut akan bisa memberikan penghasilan yang tinggi pula. Misalnya Anda menjahit baju yang dijual Rp 60,000/baju , tentu Anda akan memiliki penghasilan yang berbeda dengan designer pakaian yang menjual Rp 6,000,000 per baju-nya.

Produk berbasis kulit dari dahulu hingga sekarang adalah produk-produk yang bernilai tinggi, umumnya bisa digunakan seumur hidup – sehingga orang rela membayarnya dengan harga yang mahal. Maka pilihan Zainab menekuni pekerjaan yang terkait dengan kulit sangat bisa dipahami, bahwa dengan waktu yang tidak banyak-pun bisa memberikan banyak penghasilan – yang dengannya kemudian dia bisa banyak-banyak bersedekah.

Pekerjaan yang terkait dengan penanganan kulit seperti yang dilakukan oleh Zainab tersebut kini terbuka sangat lebar bagi wanita-wanita negeri ini, seiring dengan rencana kita untuk menghadirkan kembali Qirbah ketengah umat. Dan pekerjaan ini bisa dilakukan wanita – bahkan kemungkinan akan lebih baik – karena ketelitian dan kerapiannya, dan berpotensi memberikan penghasilan yang memadai.

Bayangkan Zainab bisa menyamak kulit di jaman itu, pastinya teknologinya sederhana dan bahan-bahan yang dipakai-pun yang mudah didapat saat itu. Kalau saja ada wanita-wanita kita sekarang mau belajar penyamakan kulit secara alami, harusnya lebih mudah untuk bisa dilakukan dengan teknologi dan akses bahan di jaman ini.

Ada margin besar dari kulit sapi segar dari hewan yang baru dipotong sampai dia selesai disamak secara nabati yang harganya visa sama dengan harga seekor anak sapi sendiri.  Siapa yang bisa mengolah dan mengelolanya secara efektif, ini akan menjadi peluang yang menarik.

Kalau toh menyamak kulit meskipun sudah dilakukan Zainab 1400 tahun lalu masih dipandang terlalu berat bagi sebagian wanita jaman ini, bagaimana kalau menjahit kulitnya saja ? Inipun masih bisa memberikan potensi penghasilan tinggi bagi para wanita kini.

Qirbah yang insyaAllah akan kami hadirkan produknya dalam waktu dekat, range produksinya akan terdiri dari kelas C (Clasic), G (Gold) dan P (Platinum atau Premium). Yang klasik adalah yang produksi massal, dijahit dengan mesin – yang ini sudah ada team kami yang siap memproduksinya. Harganya masih dihitung tetapi tidak akan jauh berbeda dengan kalau Anda membeli sepatu atau tas kulit sekarang – di kisaran harga beberapa ratus ribu Rupiah.

Yang versi G dan P adalah produk kerajinan tangan yang bernilai tinggi, nilainya bisa dalam kisaran satu sampai beberapa Dinar. Tentu komponen termahal adalah untuk membeli bahan baku kulit dengan kwalitas terbaiknya, tetapi bagi para perajin yang bisa atau mau belajar untuk menjahit kulit dengan standar kwalitas yang tinggi – maka masih cukup ruang untuk diberikan juga penghasilan yang baik atas ketrampilannya menjahit kulit secara presisi tersebut.

Inilah satu kebaikan yang berbuah kebaikan berikutnya. Awalnya kami hanya ingin menghadirkan Qirbah untuk umat jaman ini, dalam perjalanannya ternyata begitu banyak kesempatan kerja baru terbuka –utamanya untuk para wanita yang ingin lebih produktif seperti yang dilakukan oleh salah satu istri Nabi tersebut di atas.

Industri kulit ini adalah industri yang tidak pernah pudar sepanjang jaman, bahkan Al-Qur’an-pun mengindikasikan penggunaan kulit yang lebih luas dari sekarang – seperti untuk rumah dlsb. Bersamaan dengan manusia semakin maju, semakin makmur – mereka juga makan daging semakin banyak. Ketika manusia makan daging semakin banyak, otomatis produksi kulit juga semakin banyak – maka disinilah peluang yang luas terbuka – terkait dengan ketrampilan yang sekilas nampak kuno tetapi sangat menjanjikan ini. InsyaAllah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal