Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Kamis, 30 Juli 2015

What to do Ketika Rupiah Melemah ?

What To Do Ketika Rupiah Melemah ?

Oleh : Muhaimin Iqbal


Kalau saya katakan Rupiah sekarang kinerjanya lebih buruk dari Rupiah di puncak krisis 1997-1998 mungkin Anda tidak percaya, bagaimana kalau saya sajikan data yang konkrit untuk ini ? Anda Percaya ? Memang di puncak krisis yang kemudian mengawali era reformasi, Rupiah sempat berada di Rp 16,097/US$ tetapi itu hanya kejadian sehari (17/6/1998) – kemudian hebatnya pemerintahan transisi waktu itu – berhasil menurunkannya menjadi kurang dari separuhnya dalam tempo enam bulan saja, yaitu ke Rp 7,979/US$ pada penutup tahun 1998. Apa yang terjadi di Rupiah sekarang ?

Datanya yang saya ambilkan dari Pacific Exchange Rate Services ini akan terlalu panjang apabila saya sajikan data harian selama 17 tahun terakhir sejak awal reformasi, maka saya sajikan data rata-rata bulanannya saja. Hasilnya akan seperti pada grafik pertama disamping. Selama 17 tahun terakhir memang rata-rata bulanan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar berfluktuasi, tetapi sejak 2011 hingga kini rata-rata bulanan itu secara terus menerus memburuk.

Bisa dilihat lebih jelas lagi kalau saya fokuskan di empat tahun terakhir sejak pertengahan 2011 hingga kini seperti grafik yang kedua. Maka kita tahu bahwa sepanjang empat tahun terakhir rata-rata bulanan nilai tukar Rupiah terhadap US$ secara persisten terus memburuk.


Bahwa bisa saya katakan Rupiah sekarang lebih buruk dari puncak krisis 1997-1998 akan Nampak jelas bila ditarik data rata-rata bergerak tahunan seperti pada grafik yang ke 3. Rata-rata bergerak tahunan terburuk di puncak krisis 17 tahun lalu itu, Rupiah masih berada di kisaran angka Rp 9,000/US$. Rata-rata bergerak tahunan itu kini sudah berada di kisaran angka Rp 12,550/US$ atau mengalami penurunan nilai sampai 39 %.

Salah siapa ini ? yang gampang salahkan saja Dollar yang terlalu perkasa. Dan ini tidak sepenuhnya asal  menyalahkan  karena memang bukan hanya Rupiah saja yang terpuruk, banyak mata uang lain yang bergelimpangan terhadap Dollar dalam beberapa tahun terakhir.

Tetapi yang penting sebenarnya bukan mencari kesalahan siapa, justru kita harus pandai mencari peluang dalam kondisi seperti ini. Pada era Rupiah yang terus memburuk seperti ini, semua produk yang diimpor akan terus menjadi semakin mahal. Maka kesempatan terbaik kita untuk mengurangi produk-produk impor, khususnya produk impor yang dikonsumsi habis seperti bahan makanan dan produk-produk konsumen lainnya.

Inilah kesempatan bagi negeri ini untuk menggalakkan produksi dalam negeri, minimal untuk memenuhi kebutuhan sendiri sebagai substitusi kebutuhan-kebutuhan yang selama ini diimpor. Syukur-syukur bisa memanfaatkan peluang untuk ekspor, maka saat ini juga waktu terbaiknya bagi negeri ini untuk membangun kekuatan di pasar dunia.

Dalam trend Rupiah yang terus memburuk seperti yang ditunjukkan oleh grafik-grafik tersebut di atas, yang perlu waspada adalah kalangan yang berpenghasilan tetap seperti mayoritas pegawai.

Kalangan yang berpenghasilan tetap dalam Rupiah ini sesungguhnya terkena pukulan dua kali sekaligus. Pertama daya beli mereka terus menurun terhadap kebutuhan  konsumsi yang masih mengandung komponen impor besar.

Kedua, mayoritas asset dalam berbagai bentuk yang berdenominasi  Rupiah seperti dana pensiun, tunjangan hari tua, asuransi, tabungan, deposito dlsb. pasti nilai daya beli riilnya juga sebenarnya turun terus menerus.

Lantas apa solusinya ? solusi sementara untuk dana-dana yang sifatnya jangka panjang – konversi menjadi asset riil dapat melindunginya dari penurunan nilai yang terus menerus tersebut.

Solusi yang lebih permanen menuntut kerja ekstra tetapi insyaAllah akan bisa  memberikan hasil terbaik dalam jangka panjang,  yaitu merintis jalan untuk pindah dari kwadran penghasilan tetap ke kwadran tidak tetap yaitu menjadi pedagang atau pengusaha.

Memang beresiko dan tidak mudah, tetapi 9 dari 10 pintu rezeki adanya di perniagaan ini – jadi banyak peluangnya. Disamping itu konsep rezeki yang asalnya tidak disangka-sangka dan jumlahnya tidak terhitung itu lebih mudah untuk dihayati dan dijalani. InsyaAllah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal