Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Rabu, 25 November 2015

Lebih dari Newton

Lebih Dari Newton

Ketika Newton yang hidup di pergantian abad 17 -18 mengamati buah apel yang jatuh dari pohonnya, dia akhirnya bisa menjelaskan fenomena adanya grafitasi bumi. Seribu tahun sebelumnya kita sudah diperintahkan mengamati atau memperhatikan buah ketika pohon berbuah dan proses masaknya (QS 6:99). Kalau saja perintah-perintah seperti ini kita laksanakan, maka sangat bisa jadi yang kita hasilkan lebih dari pencapaian Newton dalam menjelaskan grafitasi bumi tersebut.

Itulah yang dilakukan oleh ulama-ulama awal Islam ketika mereka merevolusi ilmu pengetahuan di perbagai bidang seperti kedokteran, astronomi, engineering sampai pertanian. Yang terakhir ini bahkan ilmu dasarnya digunakan kembali di jaman modern ini dengan berganti nama menjadi permaculture, sustainable agriculture, organic farming dlsb.

Ilmu pengetahuan (dzon) modern sebenarnya hanya bisa menjelaskan ilmu untuk jamannya sedangkan ilmu dasar yang hak sudah  ada di Al-Qur’an untuk sepanjang masa bila saja kita dapat sungguh-sungguh mentadaburinya.
Newton ketika menjelaskan teorinya tentang adanya universal gravity yang membuat benda-benda langit tidak saling bertabrakan misalnya, di sejumlah ayat di Al-Qur’an Allah sudah menjelaskannya 1000 tahun sebelumnya.

Demikian pula ketika di abad yang kurang lebih sama para ilmuwan bisa menjelaskan adanya unsur Nitrogen, Phosphor dan Kalium  yang dibutuhkan tanaman, ilmuwan bisa menjelaskan proses fotosintesa dlsb. semua ilmunya sudah dijelaskan ke kita di Al-Quran sejak 1000 tahun sebelumnya – hanya kebanyakan kita mengabaikan petunjuk-petunjuk tersebut.

Sejarah selalu berulang, demikian pula dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Ketika para ahli pertanian modern dengan nama permaculture (permanent agriculture) kini belajar kembali dengan kitab pertanian yang disusun 1000 tahun lalu seperti Al-Filaha misalnya, bukankah ini bukti bahwa sesungguhnya kita bisa saja maju 1000 tahun lebih dahulu dalam bidang ilmu pengetahuan ini bila Al-Qur’an yang kita jadikan rujukannya ?

Saya berikan contoh konkritnya begini, para petani modern yang mengandalkan pupuk kimia dalam pertaniannya – sesungguhnya lebih banyak membuat kerusakan di bumi keimbang memperbaikinya. Tergantung pupuknya, 1 ha padi petani bisa memupuk dengan 400-600 kg pupuk kimia atau ambil rata-rata 500 kg.

Di sawah terbaik setahun tiga kali tanam, berarti per ha-nya diberikan sekitar 1.5 ton pupuk. Sejak pupuk digunakan secara intensif pertengahan tahun 1970-an hingga kini atau sekitar 40 tahun, per ha lahan terbaik kita telah dimasuki 60 ton pupuk kimia. Apakah produktifitas lahan pertanian kita sekarang lebih baik dari 40 tahun lalu ? jawabannya tidak.

Bahkan di pusat produksi beras seperti Kerawang yang dahulu bapak-bapak mereka kerap diundang ke Istana karena produksi sawahnya konon saat itu bisa mencapai 8 ton /ha ; kini produksi itu hanya dalam kisaran 4-5 ton / ha.

Artinya dengan begitu banyaknya pupuk kimia yang dibenamkan ke tanah-tanah terbaik kita dahulunya – kini tanah-tanah tersebut tidak lagi menjadi tanah terbaik. Sementara penduduk terus bertambah, hasil pertanian cenderung turun. Apa yang akan terjadi kemudian ? kita akan semakin tergantung dengan bahan pangan impor. Mudah untuk menduga bahwa ada yang ingin sawah-sawah kita kehilangan produktifitasnya, karena dengan itu kita akan menjadi pasar ekspor bahan pangan bagi negeri-negeri pengekspor bahan pangan dunia.

Bila sudah tampak begitu  nyata kerusakan yang ada , lantas apa yang bisa kita lakukan ? Tidak ada jalan lain kecuali kembali kepada petunjukNya (QS 30:41). Apakah petunjukNya termasuk ke tingkat tataran teknis operasional seperti bertani ini ?

Di agama ini, sejak kita bangun tidur sampai hendak tidur kembali ada tuntunannya – maka untuk urusan yang sangat besar yaitu pangan, yang dengannya kita diperintahkan untuk memberi makan – pasti ada juga petunjukNya. Tinggal kita mentadaburi dan mengamalkannya saja.

Untuk pengganti pupuk NPK di atas misalnya, Allah sudah sediakan bahan yang lebih baik dari itu – yaitu tanaman biji-bijian yang bisa mem-fiksasi nitrogen langsung dari udara (QS 36:33), maupun kotoran ternak yang kaya akan nitrogen, kalium dan berbagai unsur lainnya (QS 16:10-11).

Unsur yang membentuk setiap tanaman tumbuh, juga karbohidrat yang kita makan utamanya adalah unsur-unsur Carbon (C) , Hydrogen (H) dan Oksigen (O). H dan O bisa dari air, tetapi dari mana C ?, tanaman menyerap CO2 dalam proses fotosintesanya. Untuk meisahkan C dan O2 dibutuhkan energi matahari.

Jadi tanaman membutuhkan air  (umumnya dari hujan) dan sinar matahari yang banyak untuk terjadinya fotosintesa. Inilah yang dijelaskan dengan sangat gamblang sebenarnya dalam tiga ayat di surat An-Naba berikut :

Dan Kami jadikan pelita yang amat terang (matahari), dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah, supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan” ( QS 78:13-15)

Tetapi makanan kita kan bukan hanya unsur CHO tersebut, kita butuh protein vitamin dan mineral. Dari mana datangnya unsur-unsur ini ?

Batu bata penyusun protein adalah asam amino yang membutuhkan Nitrogen untuk pembentukannya. Itulah mengapa di tanah yang mati-pun Allah ajari kita untuk menanam biji-bijian, antara lain adalah leguminose yang dapat mem-fiksasi Nitrogen langsung dari udara (QS 36:33). Dan bahkan diantara rangkaian tanaman-tanaman yang perlu kita tanam, biji-bijian ini didahulukan (QS 80:24-32).

Di rangkaian ayat tersebut pula kita diperintahkan menanam aneka buah-buahan yang bersifat umum maupun specific – anggur, zaitun dan kurma – karena dari sinilah makanan kita akan lengkap dengan vitamin dan mineral.

Di rangkaian ayat tersebut kita juga disuruh untuk memperhatikan rumput yang dibutuhkan ternak kita. Selain ketersediaan rumput di antara pohon-pohon buah ini akan mengundang ternak gembalaan untuk makan dan membuang kotoran disitu – yang kemudian menghadirkan unsur-unsur yang diutuhkan tanaman – ternak akhirnya juga menjadi makanan kita yang kaya akan protein.

Jadi petunjukNya itu lengkap dan jelas, kita tinggal mentadaburinya sampai kita paham lalu berlatih dengan sungguh-sungguh untuk mengamalkannya. Maka bila ini kita lakukan, janji Allah bahwa “…kamulah yang tertinggi…” (QS 3:139) akan berlaku, yang berarti Sir Isaac Newton dengan teori grafitasi-nya pun insyaAllah bisa kita lampaui. InsyaAllah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal