Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Rabu, 18 November 2015

Pesan Apa yang Kita Bawa?

Pesan Apa Yang Kita Bawa ?

Sejak  Allah menciptakan makhlukNya yang paling sederhana seperti makhluk ber-sel tunggal yang kita kenal sebagai amuba, Allah sudah memberinya fungsi untuk membawa pesan bagi kehidupan berikutnya. Ketika sel tunggal membelah, bersamaan dengan itu terjadi replikasi DNA (deoxyribonucleicacid). DNA inilah yang secara specific membawa pesan dari sel induk kepada keturunannya. Tetapi manusia adalah makhluk yang sempurna yang diciptakanNya dengan berpuluh trilyun sel di dalam tubuhnya, apa pesan yang dibawanya ?

Manusia bukan hanya jasad fisik yang membawa pesan melalui DNA-nya, manusia adalah makhluk yang diberi ruh dengan membawa pesan-pesan yang lebih tinggi bukan hanya untuk manusia itu sendiri, tetapi juga pesan-pesanNya sebagai kalifah di muka bumi.

Pesan tersebut juga disertai contoh penyampaiannya melalui seluruh Nabi-NabiNya yang diturunkan ke bumi ini. Inti isi pesannya sama yaitu untuk menyembah kepadaNya dengan tidak mensekutukanNya. Di ayat lain (Surat Hud ayat 61) dilengkapinya pesan itu dengan “…dijadikanNya kamu dari tanah, dan dijadikan kamu pemakmurnya…”.

Memakmurkan bumi adalah pesan yang sangat penting berdampingan dengan pesan-pesan ketauhidan, mengapa ? Keterpurukan umat saat ini antara lain karena kegagalan umat jaman ini dalam memakmurkan bumi. Betapa banyak saudara-saudara kita di seluruh penjuru dunia yang terhalangi ibadahnya karena mereka tidak merdeka secara ekonomi, politik dan pemikiran.

Ketika umat ini tidak memakmurkan bumi dengan syariatNya, ilmu yang digunakannya adalah dzon atau dugaan semata – bahkan kadang ilmu itu ditumpangi dengan berbagai kepentingan. Rusaknya alam dengan alasan pembangunan adalah contoh pemakmuran bumi yang ditumpangi kepentingan tersebut, mereka mengira berbuat kebaikan tetapi malah merusaknya.

Demikian pula dengan rusaknya ecosystem pertanian karena guyuran pupuk dan obat-obat kimia, adalah dzon yang nampak benar sekian puluh tahun lalu – yang belakangan disadari oleh sebagian pihak sebagai kekeliruan fatal yang bahkan menyebabkan bumi tidak lagi subur dan tidak lagi nyaman sebagai tempat manusua tinggal hingga akhir jaman ini.

Ini pula barangkali salah satu hikmahnya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memerintahkan kita menanam bibit pohon yang ada di tangan kita meskipun rangkaian peristiwa kiamat sudah mulai. Logikanya kan toh saat itu bumi sudah akan habis, juga manusia dan makhluk hidup yang ada didalamnya akan musnah – untuk apa pohon tetap ditanam ?

Hari kiamat itu hanya Allah yang tahu tepatnya kapan, melalui Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam kita hanya diberi kabar tentang tanda-tandanya. Maka seberapa jelas-pun tanda-tanda itu, kita tetap tidak akan tahu tepatnya kapan hari akhir itu terjadi.

Sebagaimana kita siap untuk menghadapNya bila Dia sudah kehendaki, kita juga tetap harus siap menghadapi hidup yang lebih panjang. Minimal kita harus menyiapkan anak-anak dan cucu-cucu kita yang akan hidup jauh lebih panjang dari kita sendiri – untuk siap dalam menghadapi jamannya masing-masing.

Bahkan ada peringatan dariNya langsung bahwa : “…Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka kawatir terhadap kesejahteraannya…” (QS 4:9).

Kita bisa melihat sekarang rangkaiannya, bahwa pesan untuk memakmurkan bumi itu juga terkait langsung dengan pesan untuk takut meninggalkan generasi yang lemah. Kita memakmurkan bumi bukan hanya untuk kita sendiri yang menikmati, tetapi juga untuk menyampaikan pesan  perbaikan terus menerus bagi generasi yang akan datang.

Sebaliknya, bila kita rusak bumi ini saat ini – dengan alasan apapun seperti pembangunan, pemupukan  (kimia) untuk peningkatan produksi pangan, obat-obat kimia untuk membasmi penyakit dlsb – itu bertentangan dengan pesan inti yang harusnya kita bawa untuk generasi yang nanti. Maka waktunya kita berhenti dari berbuat kerusakan , dan kembali membawakan pesan-pesan inti yang abadi.

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS 30:41)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal