Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Rabu, 20 April 2016

Green Gold From The Backyard

Green Gold From The Backyard

Seorang lelaki tua termenung di belakang rumahnya setelah gagal dalam perburuan emas di era Gold-Rush abad 19.  Tanpa sengaja dia melihat cairan hitam yang memancar, didekatinya dan diperhatikannya. Rupanya jauh-jauh mencari emas sampai habis-habisan, ternyata justru di belakang rumahnya-lah memancar ‘emas’ lain yang berwarna hitam – yaitu sumber minyak.  Kurang lebih seperti itulah kita di negeri ini, tanpa kita sadari ternyata kita punya ‘emas’ lain di belakang rumah kita – kali ini emas itu berwarna hijau. Salah satunya yang baru saya ‘temukan’ adalah alpukat ! Ada apa dengan Alpukat ini ?

Alpukat bisa menjawab dua dari tiga kebutuhan pokok manusia jaman ini – yang orang rela berperang dalam memperebutkannya yaitu yang disebut FEW – Food, Energy dan Water. Alpukat bisa mengisi Food dan Energy sekaligus tanpa  harus berebut  atau ada yang dikorbankan diantara keduanya.

Untuk urusan Food, orang-orang yang membandingkan alpukat dengan zaitun tanpa petunjuk Al-Qur’an – pasti mengatakan alpukat itu lebih baik dari zaitun. Mengapa ? karena sejauh ilmu manusia saat ini mengenal kriteria-kriteria minyak yang baik dan yang tidak, alpukat unggul di semua kriteria dibandingkan minyak zaitun.


Saya sendiri tetap menganggap minyak zaitun lebih baik karena adanya kabar dari Allah tentang diberkahinya pohon zaitun, sangat banyak diantara unsur berkah itu yang tidak bisa kita analisa dengan ilmu pengetahuan manusia semata – yang serba terbatas ini.

Tetapi karena zaitun belum bisa tumbuh secara massal di negeri ini, maka pilihan terbaik untuk kita produksi secara massal sebagai minyak goreng maupun minyak makan yang paling sehat di negeri ini adalah memang minyak dari buah alpukat.

Untuk mengatakan minyak apa yang baik dan sehat saya menggunakan empat kriteria. Pertama adalah kandungan lemak jenuhnya, semakin tinggi semakin buruk karena lemak jenuh antara lain bisa mengganggu kerja insulin di tubuh kita.

Kedua adalah kandungan lemak tidak jenuh, makin tinggi makin baik karena inilah jenis lemak yang dapat mencegah penyakit diabetes karena insulin resistance  dan perbagai sumber penyakit lainnya.

Ketiga adalah rasio antara Omega-6 terhadap Omega-3 Essential Fatty Acids (EFA),  rasio ini seharusnya mendekati satu – tetapi diet manusia modern telah melambungkan rasio ini ke kisaran 16. Semakin tinggi rasio ini semakin tidak baik karena Omega-6 yang tinggi tanpa diimbangi Omega -3 akan menyebabkan tubuh kita rentan terhadap berbagai serangan penyakit seperti cardiovascular diseases,  cancer dlsb.

Kemudian kriteria terakhir yang saya gunakan adalah titik didih yaitu titik dimana minyak mulai mendidih dan sebagiannya menguap, ini penting karena kebiasaan kita menggunakan minyak sebagai minyak goreng.  Semakin tinggi semakin baik, karena berarti semakin kecil perubahan karakter minyak tersebut ketika digunakan untuk menggoreng dengan panas yang tinggi.

Maka berdasarkan empat kriteria tersebut, kita sandingkan 5 minyak goreng yang mungkin kita gunakan secara massal. Yaitu minyak alpukat yang sedang kita jadikan kajian ini, minyak zaitun, minyak kacang tanah, minyak jagung dan minyak kelapa sawit.

Kita melihat bahwa juaranya di seluruh empat kriteria tersebut di atas adalah minyak dari alpukat. Di lemak jenuh dia paling rendah, lemak tidak jenuh dia paling tinggi, di rasio Omega-6/Omega-3 dia paling rendah – dan di titik didih dia paling tinggi.

Artinya, bila tanpa factor lain – seperti yang saya sebutkan diatas, factor berita keberkahan pohon zaitun , maka orang-orang diluar sana pasti akan memilih minyak alpukat sebagai minyak yang terbaik.

Ini bisa menjadi potensi besar negeri ini karena alpukat bisa tumbuh di mana saja di negeri ini. Baik di dataran rendah maupun yang di dataran tinggi. Di tanah datar maupun di tanah yang relatif terjal, di daerah yang curah hujannya rendah maupun yang curah hujannya tinggi.

Karena secara kwalitas fisik yang  lebih baik dari minyak zaitun tersebut, harga  di internasional market dari minyak avocado ini juga cenderung lebih tinggi. Demand-nya belum banyak karena memang belum banyak juga yang bisa mensupllay-nya secara massive.

Bila negeri ini mengambil peran menggarapnya secara serius, maka inilah peluang kita untuk membanjiri dunia dengan minyak goreng terbaik. Kita bisa berperan menyehatkan dunia melalui minyak goreng yang terbaik ini.

Meskipun harganya akan cenderung mahal sekali, tetapi akan terjangkau oleh masyarakat kita sendiri karena setiap rumah bisa menanam dan mengolahnya sendiri. Tidak perlu mesin yang canggih untuk membuat minyak dari alpukat ini, hanya dengan sendok untuk mengambil dagingnya dan sepotong kain-pun kita sudah bisa membuat minyak goreng yang paling sehat ini.

Mesin dan proses yang lebih canggih tentu diperlukan bila untuk produksi skala komersialnya agar hasil rendemen minyak bisa optimal dari sisi kwalitas dan kwantitasnya, namun proses dasar yang paling sederhana bisa dilakukan oleh siapa saja. Berbagai proses yang sederhana ini  sedang kami kaji, pada waktunya diumumkan dan dilatihkan ke masyarakat.

Bagaimana dengan pasarnya ? itulah yang juga sedang kami integrasikan antara pasar, skills dan permodalannya untuk membanjiri negeri ini dengan tanaman penghasil minyak terbaik ini. Dalam satu atau dua bulan kedepan setelah bibit massal tersedia, insyaallah kami juga akan mengeluarkan produk iGrow untuk alpukat ini.

Buah alpukat terbaik tetap bisa dijual sebagai buah yang mahal, tetapi petani alpukat akan memiliki pasar yang kedua yaitu untuk minyak ini. Anda yang berada di zona sentra produksi alpukat bahkan sudah bisa mulai menghubungi kami untuk potensi kerjasamanya.

Itu baru dari satu sisi yaitu Food, lantas dimana peluang  Fuel-nya ? Peluang  Fuel ada di biji alpukatnya.  Minyak dari biji alpukat sebenarnya sangat mirip dengan minyak dari daging alpukat dalam hal kandungan lemak jenuh dan tidak jenuhnya, titik didih dan juga rasio Omega-6/Omega-3nya.

Hanya pada minyak biji alpukat ada rasa pahitnya, jadi meskipun edible juga (bisa dimakan) – rasa pahitnya akan membuat orang tidak suka. Ketika harganya masih tinggi, minyak biji alpukat bisa untuk berbagai bahan dasar kosmetik dan perawatan tubuh. Ketika harga mulai turun karena supply banyak, atau harga tetap tinggi tetapi bahan bakar lain lebih tinggi lagi – maka minyak dari biji alpukat ini bisa digunakan menjadi bahan bakar pengganti diesel.

Minyak dari biji alpukat mengandung trigliserida  dan asam lemak bebas – Free Fatty Acid (FFA) yang rendah sehingga mudah untuk dijadikan bahan bakar diesel melalui proses transesterifikasi. Komposisi senyawa yang ada di dalamnya sudah mirip dengan diesel, namun mengandung kadar belerang yang lebih rendah – ini akan menghasilkan gas buang yang lebih bersih bila digunakan pada kendaraan.

Itulah yang saya sebut The Green Gold From Our Backyard – yang bisa menjadi sumber kekuatan ekonomi hijau kita kedepan. Bila pemerintah dan pihak-pihak yang berkompeten tidak melihatnya juga tidak masalah, karena rakyat kebanyakan seperti kita-kta bisa rame-rame mengeksplorasi sendiri potensi minyak yang satu ini. Silahkan menghubungi kami bila Anda melihat peluang yang sama dengan yang kami lihat. InsyaAllah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal