Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Kamis, 28 April 2016

Mengobati Tanpa Obat

Mengobati Tanpa Obat

Ketika Thomas Edison sekitar satu abad yang lalu mengungkapkan visinya tentang pengobatan, banyak orang yang sinis menanggapinya – sama dengan visi-visi dia yang lain seperti filament bolam lampu, phonograph, kamera untuk gambar bergerak dlsb. Visioner inventor memang melihat jauh kedepan sebelum kebanyakan  orang lain bisa melihatnya. Dan visi jauh kedepan ini bisa diasah, dengan apa mengasahnya ? Dengan membaca berita-berita masa depan dan juga dengan terus memikirkan ciptaanNya, salah satunya saya ambil contoh kasus tentang kesehatan.

Apa yang divisikan oleh Thomas Edison satu abad lalu diungkapkannya dalam kalimat : “Dokter pada masa depan tidak akan memberi obat, tetapi tertarik pada pasiennya dalam konteks perhatian pada sisi manusianya, pada makanannya yang benar dan pada pencegahan penyakit”.


Di jaman ini berkembang bidang baru dalam ilmu kedokteran yang disebut Functional Medicine, prinsip dasarnya persis seperti yang divisikan oleh Thomas Edison tersebut.

Tetapi apa yang divisikan oleh Thomas Edison yang kemudian diikuti oleh ilmu kedokteran modern satu abad berikutnya, bukanlah hal yang baru sebenarnya. Hampir keseluruhan  pengobatan di Tibbun Nabawi adalah tanpa obat – dalam pengertian obat seperti yang kita kenal sekarang. Obat-obat utama dalam Tibbun Nabawi ya makanan kita sehari-hari.

Jadi merajalelanya penyakit yang ada di masyarakat sekarang cara mengatasinya sebenarnya bukan pada fokus pengobatannya, ini hanya mengatasi masalah yang timbul tetapi tidak menghentikan penyebab dari munculnya berbagai penyakit tersebut.

Penyakit tidak datang secara tiba-tiba, merajalelanya berbagai jenis penyakit di jaman ini adalah karena ecosystem yang kita tinggali memang sudah sakit. Seperti menguraikan benang kusut, kita harus ketemu ujungnya dahulu, kemudian diurutkan sejengkal demi sejengkal – barulah benang itu akan bisa lurus kembali.

Dari mana ujung dari ecosystem yang sakit tersebut ? ya dari kita sendiri. Tugas kita sebagai manusia di muka bumi adalah untuk memakmurkannya (QS 11:61), bukan untuk sekedar menguasainya, memilikinya atau mengambil keuntungan sebesar- besarnya.

Karena orientasi yang dominan dari manusia yang hidup di permukaan bumi saat ini adalah untuk menguasai dan mengambil keuntungan sebesar-besarnya semata, maka manusia rela melakukan itu dengan mengorbankan sustainability dari bumi itu sendiri.

Lingkungan menjadi rusak oleh berbagai pencemaran, baik yang tidak disengaja maupun yang disengaja. Atau awalnya tidak disengaja, tetapi setelah tahu bahwa apa yang dilakukannya merusak lingkungan – tetap saja terus dilakukan ya karena orientasi keuntungan semata tersebut di atas.

Apakah para produsen pupuk dan obat-obat kimia pertanian tahu bahwa produk mereka berbahaya bagi kesehatan ? mereka tentu tahu. Tetapi mengapa terus dilakukannya ? Ya karena tujuan utama usahanya adalah semata mencari keuntungan tadi.

Begitu tanah-tanah pertanian tercemar oleh pupuk dan obat-obat kimia, ternak-ternak-pun memakan hijauan yang sudah tercemar tersebut. Seperti juga yang diderita manusia yang keracunan, ternak menjadi mudah sakit atau pertumbuhannya menjadi terganggu.

Pemiliknya menjadi tidak sabar, maka diberi pula ternaknya dengan berbagai obat-obatan, dari antibiotic sampai hormone. Ternak yang seharusnya kotorannya menjadi sumber pupuk karena kaya akan nutrisi tanaman dan microba, microba-nya telah mati sejak diperut ternak tersebut dan penguraian senyawa-senyawa kompleks dalam perut ternak menjadi tidak maksimal.

Ketika dagingnya dikonsumsi manusia, terbawa pula sisa-sisa antibiotic dan berbagai hormone-nya. Manusia yang mengkonsumsinya menjadi rentan penyakit karena terganggunya microbiome atau ecosystem microba di dalam perutnya.

Bahkan ketika kotoran ternak tersebut digunakan untuk pupuk-pun – yang seharusnya menyuburkan menjadi nyaris tanpa efek. Senyawa kompleks tidak terurai sempurna, membuat tanaman tidak bisa menyerap nutrisi yang ada. Senyawa kompleks tidak terurai karena microba pengurainya dihabisi oleh antibiotic atau diganggu lingkungan kerjanya oleh berbagai hormone buatan manusia.

Dampak lebih jauh adalah pohon-pohon buah tidak berbuah kecuali dipupuk kimia pula. Pupuk-pupuk kimia buatan manusia ini tidak pernah sempurna sehingga selain menambah kerusakan tanah, mengganggu kelengkapan microbiome tanah – juga menghasilkan buah-buah yang tidak sempurna.

Jeruk-jeruk yang dahulu aromanya tercium sampai jauh, kini sudah didekatkan hidung-pun nyaris tidak tercium aromanya. Padalah aroma buah-buahan itu juga bagian dari indikasi adanya antioksidan dalam buah, antioksidan buah-pun ikut menghilang bersamaan dengan menghilangnya aroma buah.

Ketersediaan makanan manusia menjadi semakin terganggu, makanan tidak lagi cukup baik dari sisi kwalitas maupun kwantitas. Manusia pemakannya menjadi tidak lagi bisa hidup sehat dari mengkonsumsi makanannya. Kesehatan mereka menjadi tergantung pada obat – dan inilah yang memang dikehendaki segelintir orang yang motive hidupnya memang hanya mencari keuntungan. Kesehatan masyarakt menjadi project pencarian keuntungan sebesar-besarnya bagi sejumlah perusahaan dan institusi-institusi raksasa dunia.

Lantas bagaimana kita menghentikan lingkaran setan yang membelenggu kesehatan masyarakat tersebut di atas ? Mulai dari akar permasalahannya. Penyakit-penyakit yang timbul di masyarakat hanyalah puncak gunung es – yang mucul di permukaan.

Yang tidak nampak di permukaan jauh lebih besar dari yang nampak. Yang tidak nampak ini intinya ya ecosystem yang sakit yang saya jelaskan tersebut di atas. Bila dirinci dasar gunung es yang tidak nampak itu akan kita temukan setidaknya tiga hal, yaitu factor lingkungan, genetics dan gaya hidup atau lifestyle.

Jadi kalau kita ingin menyembuhkan perbagai penyakit yang ada di masyarakat, fokusnya mestinya pada tiga hal tersebut. Kalau fokusnya hanya pada yang nampak di permukaan – yaitu mengobati perbagi penyakit yang timbul, penyakit akan terus bermunculan karena penyebab utamanya tetap exist.

Kalau yang kita atasai penyebabnya, maka proses munculnya penyakit baru insyaAllah bisa dihentikan tanpa harus menggunakan obat. Lantas apa yang bisa dilakukan oleh masyarakat awam seperti kita dalam memperbaiki kerusakan besar tersebut di atas ?

Mulai dari kita, dari yang kita bisa. Kita bisa mulai dari semaksimal mungkin aware terhadap kerusakan lingkungan , dan berusaha sebisa mungkin ikut memperbaikinya.

Kita ada sejumlah project yang saling menunjang untuk perbaikan ini, mulai dari gerakan menanam makanan kita sendiri (iGrow My Own Food) – karena cepat atau lambat kita tidak bisa terus menerus mengandalkan sumber pangan kita dari orang lain, sampai project berteknologi tinggi yang kita sebut Microbiome.

Untuk yang terakhir ini, Alhamdulillah setelah gagasannya kami munculkan di situs ini dua pekan lalu – telah berminat bergabung sejumlah ahli yang sangat menguasai bidangnya. Termasuk di dalamnya adalah ahli microba pertanian, dokter-dokter ahli functional medicine dlsb.

Tidak akan lama lagi waktunya ketika orang bisa berobat tanpa obat, ketika suatu penyakit didekati tidak hanya pada penyakitnya itu sendiri – tetapi lebih fokus pada apa yang menyebabkannya. Bila penyebab utama terbesar dari penyakit adalah factor makanan, maka pengobatan penyakit itu harus maju jauh beberapa lengkah kedepan –sampai melibatkan ahli-ahli pertanian. Karena dari para ahli pertanian inilah makanan-makanan yang sehat akan dihasilkan.

Dan untuk menjadi ahli pertanian, petunjuknya juga sudah sangat jelas dan sederhana. Asal Anda kuasai lima item di akhir surat Al-Hajj ayat 5 (Maa’, Ihtazzat, Warbat, Wa-anbatat, Min Kulli Jauzin Bahiij) maka insyaaalah Anda sudah bisa menjadi ahli pertanian yang paripurna. InsyaAllah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal