Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Selasa, 12 April 2016

Microbiomics Startup : Peluang Untuk Menyelamatkan Kehidupan

Microbiomics Startup : Peluang Untuk Menyelamatkan Kehidupan

Tahun lalu Gedung Putih Amerika Serikat mengeluarkan apa yang disebut Request for Information kepada siapa saja yang berkompeten dan berkepentingan terhadap sebuah bidang ilmu yang relatif baru, yang diduga akan memiliki dampak yang sangat luas pada kehidupan manusia di masa mendatang. Ilmu baru tersebut adalah Microbiomics, ilmu yang terkait microorganism ecosystem atau yang disebut microbiomes. Adanya Request for Information yang ditujukan untuk umum ini menyiratkan bahwa di negeri itupan mereka belum tahu persis, siapa sebenarnya yang layak ditanya untuk urusan yang satu ini.

Seperti halnya ilmu mekanik yang melahirkan revolusi industri, ilmu kimia yang menjadi dasar seluruh fossil-based economy, ilmu fisika yang menjadi fondasi berkembang sangat pesatnya industri informasi – maka the next big thing itu nampaknya akan terkait dengan ilmu hayat – ilmu kehidupan, atau yang kita biasa sebut ilmu biology.

Mengapa demikian ? setelah perkembangan ekonomi yang sangat pesat diperbagai belahan dunia, kekayaan melimpah di segelintir orang kaya dunia – itu semua menjadi tidak berarti ketika manusianya sakit-sakitan, buminya menjadi tidak enak lagi ditinggali, dan makanan yang dihasilkannya menjadi penyakit (obesity) bagi sebagian orang, dan tidak terjangkau oleh sebagian yang lain.


Opportunity in Microbiomics Startup
Maka dibutuhkan ilmu yang bisa dipakai untuk menata kembali kehidupan di bumi, agar alamnya mampu menopang kehidupan yang berkelanjutan memproduksi makanan yang cukup dan yang menyehatkan. Untuk menjawab ini semua, ternyata manusia harus melibatkan kehidupan yang paling kecil di bumi ini yaitu kehidupan microorganism.

Microorganism ecosystem atau disebutmicrobiome yang tidak kasat mata telanjang ini ternyata memiliki peran yang sungguh luar biasa pada skala kehidupan yang lebih besar – seperti kehidupan manusia di muka bumi ini.

Tanah yang mati dan tanah yang hidup dibedakan oleh lengkap tidaknya microbiomes yang ada di tanah tersebut. Demikian pula daya tahan tubuh kita, amat sangat dipengaruhi oleh kelengkapanmicrobiomes yang ada pada perut kita. Kelengkapan microbiomes bahkan juga diduga mempengaruhi perubahan yang lebih besar di alam yang kita tinggali ini.

Karena begitu pentingnya ilmu yang terkait dengan microbiomes atau disebut Microbiomics inilah sampai-sampai Pedung Putih AS mengeluarkan Request for Information yang ditujukan ke public tersebut di atas. Siapa yang sesungguhnya bisa menjawab ini semua ? Mestinya kita umat Islam yang rajin membaca dan mentadaburi Al-Qur’an. Mengapa demikian ?

Karena kita dijanjikan oleh Allah bahwa kitab yang diturunkan untuk kita tersebut akan menjawab semua persoalan yang dihadapi manusia di bumi ini hingga akhir jaman : …Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri” (QS 16:89).

Mengapa harus Al-Qur’an  yang menjadi panduan atau petunjuk dalam eksplorasi keilmuan seperti Microbiomics ini ? karena kalau manusia hanya mengandalkan akalnya – akalnya tidak pernah sempurna dan dampak eksplorasi yang mengandalkan akal yang tidak sempurna ini hanya menghasilkan dugaan-dugaan sementara ( dzon) yang tidak lama lagi akan terbukti kekeliruannya.

Seperti Louis Pasteur yang menyesatkan manusia dari meminum susu yang seharusnya menyehatkan menjadi minum susu pasteurisasi – yang selain merusak sebagian besar nutrisi, juga membunuh hampir keseluruhan microba yang ada di dalamnya – padahal sekitar 85% microba itu baik bagi tubuh kita. Setiap kita membunuh satu microba jahat, ikut terbunuh 5 samai 6  microba yang baik !

Yang lebih konyol lagi adalah apa yang dilakukan oleh para ilmuwan dunia barat yang mencoba mengatasi penyakit diare serius yang disebabkan oleh bakteri yang disebut Clostridium difficile atau disingkat “c.diff”.  Konon setiap tahun ada 3 juta orang di dunia terserang penyakit diare sangat serius oleh c.diff tersebut. Para ahli yang ‘pintar’ tersebut tahu bahwa melawan microba jahat harus dengan sebanyak mungkin microba yang baik, tetapi dari mana microba yang baik ini mereka peroleh ?

Mereka memperolehnya dari faeces atau kotoran manusia ! maka berkembanglah pengobatan dengan nama keren sepertiFecal Microbiota Transplantation (FMT) atau juga disebut Bacterio Therapy (BT). Maka kalau Anda sakit perut di luar negeri, jangan pernah mau diobati dengan apa yang disebut FMT atau BT ini – karena kini Anda tahu dari mana bakteri mereka ini diperoleh !

Kita memiliki petunjuk dari Dia Yang Maha Tahu, jangankan untuk obat – untuk makanan saja kita harus makan yang halal dan thoyyib – kita tidak diberi makanan yang buruk-buruk. Demikian pula dalam hal berobat, kita tidak harus berobat dengan yang buruk-buruk apalagi dengan yang menjijikkan.

Untuk dua kasus tersebut di atas misalnya – susu dan microba yang kita butuhkan untuk membangun daya tahan tubuh, apa kata Al-Qur’an ?

Untuk susu Allah memberi tahu kita : “Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum daripada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.” (QS 16:66)

Ada bahasa Al-Qur’an yang sangat indah turun 1400-tahun lalu – yang baru bisa dipahami manusia dengan teknologi mutkahir sekarang, bahwa susu itu memang keluar dari dalam perut – keluar di antara darah dan kotoran tetapi susu itukhoolishon saa’ighon – bersih dan mudah dicerna.

Apa yang membuat susu mudah dicerna ? karena didalamnya mengandung begitu banyak bakteri yang bermanfaat, jauh lebih banyak ketimbang bakteri yang jahat. Dan diantara fungsi bakteri yang bermanfaat tersebut adalah membantu proses pencernaan di dalam tubuh kita. Apa jadinya ketika kita minum susu yang telah dipasterurisasi ? karena hampir keseluruhan bakteri yang buruk dan mayoritasnya yang baik telah mati. Maka karakter susu yang seharusnya khoolishon saa’ighon itupun hilang, tinggal seperti minuman biasa lainnya !

Untuk masalah yang kedua, bila kita sakit perut yang serius seperti kasus diare karena c.diff tersebut diatas, dengan  apa kita melawannya ? Salah satunya adalah dengan madu – karena ada haditsnya tentang ini. Tetapi bagimana madu bisa mengobati sakit karena c.diff yang di barat diobati dengan FMT atau BT dari faeces tersebut di atas ?

Ternyata madu itu mempunyai karakter yang sangat unique. Dalam kondisi normalnya, bakteri tidak bisa hidup aktif di madu karena  madu memiliki sifat-sifat higroscopicity, hyperosmolarity, acidity dan antibiotic activities. Karena bakteri yang tidak bisa hidup aktif di dalam madu inilah maka madu bisa tahan sangat lama tanpa rusak.

Bakteri memang tidak aktif di dalam madu, tetapi mereka jumlahnya sangat banyak dan dalam kondisi dormant – sedang tidur. Begitu madu menyerap air, diencerkan dengan air atau bersentuhan dengan kelembaban kulit atau dalam perut kita – maka bakteri-bakteri tersebut kembali aktif. Karena bakteri yang aktif ini jumlahnya yang baik lagi-lagi jauh lebih banyak dari bakteri yang jahat, maka mereka rame-rame membunuh bakteri yang jahat termasuk ketika ketemu bakteri c.diff yang menimbulkan sakit diare parah tersebut di atas.

Maha benar Allah dengan petunjukNya yang sangat jelas bahwa madu itu syifaa ul linnaas – obat bagi manusia (16:69) – tidak terkecuali warna kulit, bangsa dan usia – semua bisa diobati dengan madu insyaAllah. Dan sekarang bertambah lagi pengetahuan kita, bahwa cara madu mengobati tidak hanya karena zat-nya, tetapi juga karena microba yang ‘tersimpan’ dalam kondisi dormant di madu – yang kemudian hidup aktif ketika bersentuhan dengan kelembaban di dalam perut maupun kulit kita.

Sumber obat lain yang sangat banyak disebut di dalam Tibbun Nabawi adalah beraneka buah-buahan mulai dari anggur, citron, lemon, tin, delima, kurma dan berbagai buah-buahan lainnya. Bagaimana buah-buahan ini bisa menjadi obat ? selama ini dipahami karena buah-buahan ini kaya akan nutrisi.

Tetapi dengan ilmu Microbiomics tersebut di atas, kita juga menjadi tahu bahwa makan buah banyak-banyak dapat menyembuhkan penyakit karena buah kaya akan nutrisi – dan buah membawa segudang bakteri – yang mayoritasnya baik !

Lagi-lagi Allah sebenarnya sudah memberi kita petunjuk dalam ayatNya : “… Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan pulalah) kematangannya…” (QS 6:99)

Mengapa kita secara khusus oleh Allah diminta memperhatikan ketika pohon itu berbuah dan ketika buah dalam proses kematangannya ? Salah satunya ya terkait aktivitas microba yang kita bahas tersebut diatas.

Pada saat buah itu muda, dia memiliki keasaman yang tinggi – microba tidak banyak yang bisa bertahan hidup dalam keasaman ini. Ketika buah menjadi matang, keasamannya berkurang yang bisa ditandai dengan rasanya yang mulai menjadi manis – microba mulai berkembang biak di dalamnya. Ketika buah itu terlalu matang dan membusuk, menjadi terlalu banyak microba di dalam buah tersebut.

Kita makan buah pada saat buah tersebut matang dan sebelum busuk, ketika komposisi microba-nya ideal – tidak lebih dan tidak kurang. Microba yang terbawa bersama buah masuk ke dalam tubuh kita tersebutlah yang kemudian juga membantu proses fermentasi dan pencernaan di dalam perut kita, sekaligus terlibat dalam membangun system ketahanan tubuh kita.

Microba yang semakin banyak membentuk ecosystem yang sempurna – microbiomes – akan mampu melawan microba jahat seperti c-diff tersebut di atas. Dengan contoh kasus penyakit diarea karena serangan c.diff tersebut diatas, kita sebenarnya sudah akan sangat mudah memilih. Apakah kita mengandalkan ilmu manusia semata, atau mengandalkan petunjukNya.

Kalau mengandalkan ilmu manusia semata, kita akan terus minum susu yang telah hilang khasiatnya – bahkan kalau sakit perut parah karena c.diff bisa-bisa kita nantinya harus diobati dengan FMT atau BT  -  yang kalau kita tahu asalnya malahuek-uek ! Atau kita milih diobati dengan madu dan buah-buahan ? itulah petunjukNya !

Karena dunia sedang berpacu menguasai ilmu yang satu ini untuk segala urusan kehidupan mulai dari pertanian, lingkungan, makanan dan kesehatan – maka mengapa tidak kita yang memimpin di depan dengan petunjukNya ?

Untuk inilah kami mengundang para ahli (micro) biology dan kompetensi lain yang sekiranya menunjang, untuk kita garap rame-rame ilmu yang satu ini. Kita startup-kan agar ilmu Microbiomics yang dipandu dengan Al-Qur’an ini cepat berkembang dan cepat pula kita aplikasikan di perbagai urusan kehidupan kita.

Sebelum kedahuluan Gedung Putih AS !  Kami mengundang Anda semua untuk menjadi mitra kami dalam Microbiomics Startup, baik sebagai investor, founder, peneliti, CEO, direktur, komisaris dlsb. sesuai dengan kompetensi dan kontribusi yang Anda dapat berikan untuk Startup teknologi tinggi berbasis ilmu hayat atau ilmu kehidupan ini. Bila para ahli kita bergabung, saya yakin seyakinnya bahwa kita akan unggul – karena di tangan kita ada petunjukNya, insyaAllah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal